INVESTASI 13 MILIAR PENGELOLAN JERUK TIDAK BERFUNGSI

08-01-2010 / KOMISI IV

Akibat tidak efektifnya koordinasi antara pusat dan daerah telah mengakibatkan pembangunan pengelolaan buah jeruk tidak berjalan dan mengakibatkan infestasi sebesar 13 miliar sia-sia dan sampai sekarang tidak berfungsi.  

Demikian dikemukakan anggota Komisi IV DPR Siswono Yudo Husodo dalam RDP Komisi IV DPR dengan Sekjen Pertanian dan Perkebunan yang dipimpin oleh  Ketua Komisi IV DPRRI Achmad Muqowam di Gedung DPR Senayan Jaklarta, Rabu (6/1).  

 

Siswono menambahkan bahwa pabrik pengelolaan buah jeruk yang telah mendapatkan investasi dari APBN sebesar 7 miliar dan APBD 6 miliar rupiah seharusnya sudah berfungsi. Untuk itu diharapkan Dirjen P2HP Kementerian Pertanian segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

 

Pada rapat  tindak lanjut hasil kunjungan kerja komisi IV yang lalu, Siswono juga mengemukakan bahwa saat kunjungan kerja ke Kalimatan Barat menemukan wabah penyakit tanaman jeruknya sekitar 10% per tahun. “ Ini kasus serius yang dapat mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat yang berdampak terjadinya kemiskinan masal,” ujur  Siswono.

Disisi lain beliau memberi aspresiasi kepada Citrus Center yang telah berhasil menemukan cara pencegahannya dengan tiga cara yakni Farmer Awareness, Eradication, dan Vector control.

 

 Komisi IV DPR juga menganjurkan agar Pemerintah Pusat melalui APBN dan Daerah baik Propinsi dan Kabupaten melalui APBD harus memprogramkan penanggulangannya secara serempak di seluruh tanaman jeruk. Penanggulangan yang setengah-setengah dan ataupun bertahap kurang bermanfaat, sehingga dapat menimbulkan resistensi serta menghabiskan biaya yang banyak seperti yang terjadi pada penggerak buah kakao (PBK).

 

Citrus Center

Sementara menanggapi hal tersebut, Sekjen Pertanian Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim mengatakan bahwa  dalam rangka pengembangan jeruk di Kabupaten Sambas, Pemerintah Daerah Kalimantan Barat telah membangun pusat pengembangan jeruk atau Citrus Center  yang pembiayaannya berasal dari APBN dan APBD. Pekerjaan Civil work pendanaannya dari Pemerintah Daerah sedangkan pengadaan peralatan pasca panen dan pengolahan berasal dari APBN.  Khusus pada tahun 2007 melalui APBN-P yang dialokasikan melalui tugas pembatuan pada DIPA Dinas Pertanian Propinsi Kalbar sebesar Rp.6.4 miliar untuk pengadaan peralatan yang terdiri dari alat pengolahan jus, alat pembuat botol, packaging, labeling, bartcode, dan pengembangan system informasi harga.

 

Ibrahim menambahkan bahwa pengelolaan managemen dari Citrus Center ini masih ditangani oleh Pemerintah Propinsi. Untuk jangka panjang, sesuai master plan, Citrus Centre ini tidak dirancang sebagai unit pengolahan jeruk saja, namun juga sebagai tempat pelatihan, klinik, tempat magang, penelitian dan kebun koleksi.

 

Namun diakuinya citrus centre ini belum beroperasi secara optimal karena kurangnya  sumberdaya listrik serta air birseh untuk itu saat ini Pemda Kalbar telah mengusahakan penambahan daya sebesar 125 KVA dan tahun 2009 lalu,  pemerintah daerah sedang mengupayakan pengolahan dan penampungan air bersih yang bersumber dari APBD. Uji coba saat ini sedang dilakukan dan diharapkan pada awal Pebruari 2010 akan dioperasikan peresmiannya. (Spr)

 

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...